Suku Tomini adalah suku yang berdiam di sebelah barat laut Pulau Sulawesi.
Mereka menggunakan bahasa Tomini, namun berbagai sub-suku Tomini ini
memakai bahasa yang berbeda-beda, akibat interaksi dengan berbagai
suku yang melalui perdagangan.
Sosial Budaya
Sosial Budaya
Pada jaman dahulu, Tomini diperintah oleh Kesultanan, yang
berarti setiap suku dikepalai oleh seorang pemimpin secara turun
temurun beserta dengan para pembantunya. Pada waktu itu ada 4 kelas
dalam masyarakat : kelompok raja, kaum bangsawan, orang awam, dan
budak.
Suku Tomini di pesisir bercocok tanam menghasilkan cengkeh
dan kopra. Beberapa di antara mereka mencari nafkah sebagai pedagang,
penebangan kayu atau pelaut. Suku Tomini di pegunungan bertanam padi
dan jagung. Mereka juga mengumpulkan rotan untuk dijual di daerah
pesisir.
Perkampungan Tomini terdiri dari rumah-rumah kecil yang
dibangun di atas tiang-tiang (rumah panggung), yang berlokasi di
sepanjang garis pantai pulau ini.
Pola perkawinan mereka mengikuti pola perkawinan Islam.
Seorang perantara merundingkan mas kawin untuk mempelai wanita yang
tergantung dari status sosial gadis tersebut.
Pernikahan antar sepupu bida diterima; dan poligami diijinkan
walau tidak banyak dilakukan. Setelah menikah, pasangan pengantin
biasanya tinggal dengan keluarga besar mereka, sampai anak pertama
lahir.
Mata Pencaharian Suku Tomini
Makanan pokok mereka pada awalnya adalah sagu, kemudian mereka mulai
pertanian di ladang dengan menanam padi dan jagung. Sistem irigasi mulai
dikenal tahun 1900-an. Tanaman komoditi yang dikembangkan, kopra,
cengkeh dan kopi. Meramu hasil hutan dan berburu masih dilakukan
sebagian kelompok sebagai mata pencaharian.
Masyarakat Suku Tomini
Sistem hubungan kekerabatannya bilateral dan memakai prinsip garis hubungan keturunan yang ambilineal.
Pada
zaman dulu mungkin terjadi pelapisan sosial yang agak tajam karena
pengaruh sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan kecil. Sekarang pelapisan
sosial lama itu boleh dikatakan sudah hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar